Jika pagi
Kaubuka jendela
Kaurunut tingkah demi tingkah
Polah yang kau siap lakoni
Sepanjang hari
Jika tegak surya di atas mata
Maka kaubeli sepotong roti
Dengan selai bahagia
Kaumamah cinta dengan rasa srikaya
Dengan air cita-cita
Setenggak saja
Jika senja
Kauambil gunting
Kaurayapi dirgantara sunyi
Berebut sudutnya dengan camar yang bernyanyi
Lalu kaupotong pelan-pelan
Surya yang perlahan menila
Sekulah-dua laut yang menjingga
Kaumasukkan dalam amplop
Kautulis, "Kepada yang ter-rindu, Kekasih di pucuk ufuk."
Jika purnama
Kaupungguki puncak paling malam
Kaulolongi setiap kunang-kunang
Kautatapi sinar tiap mercusuar
Kaurendam tapak kaki dalam pasir
Jika pagi
Kembali
Kau kini paham
Tak semua dongeng melegenda
Tak semua isi hati adalah puisi
Tak semua perantauan adalah bunuh diri
Maka kaulari
Pergi
Hingga pagi yang mawar pun enggan
Mengikuti
Dan engkau kini berdiri
Tanpa jika
Tanpa pagi
Lamkeuneung, 9 September 2012
No comments:
Post a Comment