Allah, aku takut
Takut lupa
Bahwa aku suatu hari berjanji
Menjaja waktu hanya dengan baki yang Engkau beri
Allah, aku khawatir
Khawatir lupa
Bahwa suatu masa aku mengucap sumpah
Hanya berpegang pada buhul-Mu aku menulis sejarah
Allah, aku gelisah
Senyap dalam pucuk malam
Memeluk lutut dengan geraham rapat mendekap gelap
Apa aku pantas berderap
Tegap
Mengaku beriman
Padahal kosong bergema dalam dada
Mengaku penuh rencana
Padahal timfani dalam rangka paling atas berdengung
Aku takut, Rabb
Takut sombong sudah mengaku berjuang
Padahal
Terseok
Mengeja jaman
Dari Tungkop ke Darussalam ke Lampriet.
September - Oktober 2012.
Sebab hati itu berkelebat sesukanya. Bolak-balik di satu masa dan balik-bolak di masa lainnya. Maka tak pantas satu pejuang pun mengaku sudah berhasil mengukir kata "istiqomah" kecuali nisan sudah terpasang lengkap dengan tanggal kematian. Semua harus tetap berharap bisa bertahan dalam gurun jahiliyah setandus apapun. Semua harus tetap memohon bisa terus dikirimi hikmah, qudwah dan mau'idzah sepanjang tahun. Ya, tak peduli seberapa banyak bintang tersemat di deretan lencana yang kita punya.
![]() |
muasal ilustrasi adalah dari sini |
No comments:
Post a Comment