"I'm not yours, you're not mine, so be my ANTI valentine!"
Yes, I don't support for Valentine celebration.
Yes, I totally disagree with all the traditions following the
14th of February's rituals e.g. chocolate presenting, flowers giving, dining,
partying etc.
And by having those statements, I don't call for eliminating
the word "LOVE" from its universal and charming existence upon this
beloved dearly earth.
1. "Valentine" celebration is not the same to
"love" celebration. You can still love and spread your love around
without having any valentine moment all around the world.
2. I don't really give a darn thing about its doubt-able
historical backgrounds of it (remember those stories of St. Valentine, the fall
of Islamic reign in Spain, tradition to spread love in Christianity). My
English teacher (and he is an atheist, used to practice Catholics in his
younger age) once said, "Valentine is not, at all, I say, not at all, a
religious issue. It is mere economics-based celebration. People wouldn't have
any reason to but tonnes of chocolates, billions of roses. Come on, get real,
Annissa! Valentine moment is a gold mine for them, and they would never let
that bucks-producing moment go away just like that!", and then on wards, I
realized that he was right!
3. I'm a muslim. And in Islam, I've already got a gazillion
reasons and moments to spread love to everyone around me. Not only to humans,
but also to animals, plantations, even to the “dead” earth and skies as well as
the entire universe! We’ve got id days (twice a year), rewards for always
giving charities to others (too many ayah and hadeeth to be described up here,
please Google for a more detailed elaboration). Some random
additional-unclear-moment is out of list already. Those chocolates might be
probably better off given to the orphans/ kids off the street who hardly have
enough money to buy daily food.
4. It is in my opinion though. However, you’ve got your own
rights to speak otherwise. I believe, love is love; to be spread around
proportionally. Just one moment to make it right to go over “the boundaries”
would only make us look uncivilized. You know, one night stand, some long night
to stay up late for with particular person(s). Goodies, call me old fashioned
but I really don’t see that of a way to show some real love.
Have a happy love-sharing year! Yes, just one day
wouldn’t contain much of what we can share! :)
_______________________________________________________________________
Ya,
saya tidak mendukung perayaan Valentine.
Ya,
saya sepenuhnya tidak sepakat dengan seluruh tradisi mengikuti momen 14
Februari ini seperti menghadiahi cokelat, bunga, makan bersama, pesta, dll.
Dan
dengan menyatakan diri seperti ini, saya sedang tidak menuntut dihapuskannya
kata "CINTA" dari penggunaannya yang universal dan menakjubkan di
atas bumi terkasih kita ini.
1. Perayaan "Valentine" itu tidak sama
dengan perayaan "cinta". Anda masih bisa mencintai dan menyebar cinta
pada siapapun di sekitar anda tanpa momen Valentine apapun sepanjang tahun di
bagian manapun di dunia ini.
2.
Saya tidak peduli sedikitpun mengenai latar belakang sejarah Valentine yang
bagi saya begitu meragukan (ingat kisah St. Valentine? Kejatuhan Islam di
Spanyol dsb?). Guru Bahasa Inggris saya (dan ia adalah seorang atheist yang
ketika mudanya dulu adalah
seorang Katolik) pernah suatu waktu berkata, "Valentine itu bukan, sama
sekali bukan, sebuah perayaan keagamaan manapun. Ini merupakan momen yang
didasarkan lebih pada alasan ekonomi. Orang-orang tidak akan mau membeli
berton-ton cokelat, milyaran tangkai mawar tanpa alasan tertentu. Ayolah,
Annissa, sadar! Valentine itu adalah tambang emas bagi mereka, mereka tidak
akan pernah rela melepaskan momen yang bisa menghasilkan banyak uang seperti
ini begitu saja!", dan sejak saat itu, saya sadar bahwa beliau benar!
3.
Saya adalah seorang muslim. Dan dalam Islam, saya sudah punya segunung alasan
dan momen untuk menyebarkan cinta pada siapapun di sekitar saya. Tidak hanya
pada manusia, tetapi juga pada hewan-hewan, tumbuhan, bahkan pada bumi dan alam
yang "mati" ini
pun kami disuruh berbagi cinta! Kami punya hari id (dua kali setahun), pahala
(yang berlimpah) untuk selalu berderma bagi orang lain (dalil ayat Quran dan
haditsnya terlalu banyak untuk dijabarkan di sini, silakan Google untuk lebih
detil). Momen dengan latar belakang tak jelas jelas sudah di luar daftar.
Cokelat-cokelat itu padahal mungkin lebih baik diberikan pada anak-anak yatim/
jalanan yang bahkan untuk makan sehari-hari tak selalu bisa membeli makanan.
4.
Ini murni pendapat saya pribadi. Bagaimanapun juga, anda punya hak sepenuhnya
untuk berpendapat dengan sudut pandang sebaliknya. Saya percaya, cinta adalah
cinta; untuk disebarkan secara proporsional. Hanya satu momen untuk membenarkan
"sedikit tindakan di luar batas-batas yang ada" hanya akan membuat
kita merendahkan derajat peradaban kita (yang sudah jelas-jelas mengaku
"modern" ini). Anda tahulah, "satu malam ini saja", malam
yang panjang untuk dihabiskan dengan orang (atau orang-orang, jamak, bukan 1
orang saja) tertentu. Entahlah, sebut saya "jadul" tapi saya tidak
paham bagaimana hal-hal serupa itu disebut pembuktian cinta secara nyata.
Selamat
menikmati momen berbagi cinta sepanjang tahun! Ya, sebab satu hari saja tak
akan pernah cukup untuk menampung seluruh cinta yang bisa kita bagi ke sesama! :)
Lampriet, 13 Februari 2013
ya cinta adalah cinta, kami rasa Maulid adalah salah satu bentuk cinta....biarpun terkadang ada yang tidak setuju dengannya
ReplyDelete